Assalamualaikum...
Annyeong...
Pernahkah di suatu masa kita melakukan kebaikan demi ingin dilihat dan dinilai orang lain? Mungkin shalat berjamaah disana sini selama ramadhan kemudian update status BBM agar dilihat orang lain? Atau mungkin 'berhijrah' demi wanita yang kita cintai? Berusaha menjadi soleh demi mendapat kan hatinya? berhijab demi orang yang kita taksir mungkin demi mendapat simpati darinya? Atau bersedekah demi ingin mendapat balasan berlipat?
Annyeong...
Pernahkah di suatu masa kita melakukan kebaikan demi ingin dilihat dan dinilai orang lain? Mungkin shalat berjamaah disana sini selama ramadhan kemudian update status BBM agar dilihat orang lain? Atau mungkin 'berhijrah' demi wanita yang kita cintai? Berusaha menjadi soleh demi mendapat kan hatinya? berhijab demi orang yang kita taksir mungkin demi mendapat simpati darinya? Atau bersedekah demi ingin mendapat balasan berlipat?
Inilah kekuatan sebuah niat. Dalan sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, mkaa hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907).
Sungguh niat akan membawa seseorang pada tujuannya dan membentuk seseorang seperti apa yang dia maui. Ketika seorang lelaki berhijrah demi wanita yang ia cintai, maka saat ia telah mendapatkan wanita itu, tak ada jaminan ia akan tetap menjadi sehanif saat pendekatan. Saat ibadah yang kita lakukan demi ingin dinilai orang lain maka yang ada hanya sikap bangga dan jumawa saat ibadah itu selesai dilakukan. Padahal jika ibadah itu mengena dihati pelakunya, ia akan semakin tawadhu' dan semakin kecil arti dirinya di depan Allah. Itulah yang dimaksud dengan amal shalih seperti dalam surat Al-Kahfi ayat 110 disebutkan, “Barang siapa berharap berjumpa dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya”.
Lillahita'alaa... Niat karena Allah. Itulah sulitnya menjaga agar ibadah itu mencapai tujuan utamanya, ridho Allah. Orang yang pada awalnya mempunyai niat lurus ditengah jalanpun bisa terkotori hati dan niatnya karena hal-hal disekitarnya. Oleh karena itu penting bagi kita untuk senantiasa memperbarui niat. Apapun amalan yang kita lakukan. Boleh jadi karena ingin medapat jodoh orang yang baik kita memantaskan diri jadi baik. Tapi ingatlah, ketika itu kita lakukan, maka kita haya mendapat apa yang kita inginkan, ridho Allah? entah kita dapat atau tidak. Padahal Allah sendiri telah berjanji bahwa wanita yang baik akan mendapat lelaki yang baik, terlepas lelaki itu orang yang di inginkan atau bukan, pasti Allah akan kirimkan jodoh yang sepadan dengan dia atau yang mau menjadi baik seperti halnya dia.
Sama halnya ketika kita berlomba-lomba bersedekah demi mendapat balasan berlipat, mungkin pada akhirnya kitamendapat balasan itu, tapi bagaimana dengan ridho Allah dan keberkahan harta itu, apakah kita dapatkan? entahlah.
Sekali lagi, marilah kita tata hati dan niat kita, agar bukan lagi tentang dunia sebagai dasarnya, atau sebagai tujuan ibadah kita. Agar tak rusak ibadah kita karena niat dan tujuan itu, dan agar ridho Allahlah yang akan jadi tujuan utama kita. wallahu'alam
No comments:
Post a Comment