Thursday, February 11, 2016

Duka Diantara Raja Taejong dan Raja Sejong Yang Agung

Assalamualaikum...
Annyeong...
Six Flying Dragons, satu dari drama Korea bergenre saeguk yang membuat saya "gila" karena penasaran kelanjutannya, terkesima dengan karakter tokohnya dan akhirnya membuncahkan niatan membaca setidaknya sejarah umum kerajaan Joseon dan Korea, meski sebenarnya saya sangat ingin membaca buku "Babat Dinasti Joseon" secara langsung. Tapi tak apalah, yang penting rasa penasaran ini sedikit terobati sambil menunggu episode demi episode drama tersebut ditayangkan stasiun SBS, Korea.

Adalah Lee Bang Won (Yi Bang Won) yang selanjutnya menjadi raja ketiga dinasti Joseon, Raja Taejong, membuat saya benar-benar mengagumi sosok cerdas, cerdik, pintar dengan segala bentuk strategi dan pemberani meski ilmu beladirinya terbilang pas-pasan. Saya mengagumi Lee Bang Won loh disini bukannya Yoo Ah-In aktor si pemeran dalam serial Six Flying Dragon, karena memang dalam drama, saya selalu menyukai si artis berdasarkan peran, kalo keren di karakter ya suka, tapi kalo besoknya dia ganti peran dan gak kece ya ogah, thats me :p

 
source : google.com
Dikisahkan kehidupan anak ke-5 Jenderal Lee Seung Gye (Raja Taejo - raja pertama Joseon) sejak masih anak-anak hingga dia tumbuh menjadi remaja yang cerdas dan mampu survive dalam segala kondisi. Disini saya mulai menelusuri biografi beliau ini dari masa anak-anak hingga menjadi raja dan wafat. Semakin mengetahui semakin kagum akan karakternya, namun satu kelemahan diantara banyak kelebihannya adalah beliau memimpin dengan bijak namun disertai dengan tangan besi untuk menstabilkan negaranya (jadi ingat riwayat pak Harto). Saya yang udah cinta mati sama ni orang jelas langsung elus-elus perut :D

Akhirnya sampailah saya pada kisah anak ketiga dari raja Taejong ini, yaitu raja Sejong yang agung. Raja Sejong banyak mewarisi kecerdasan dan kebrilianan ayahnya, maka tak heran jika dialah anak kesayangan dan juga paling berhak mewarisi tahta kerjaan dibanding yang lain. Namun raja Sejong jauh lebih bijak, low profile dan banyak menciptakan gebrakan diberbagai sektor, meski raja Taejong pun tak kalah dalam hal ini. Maka tak heran jika beliau ini yang mendapat gelar "Raja Yang Agung" atau "Raja Besar" kedua setelah Raja Gwanggaeto dari kerajaan Goguryeo (salah satu kerajaan tertua di Korea), karena pada masa pemerintahannya banyak diciptakan kemajuan seperti penciptaan huruf hangeul, ditemukannya banyak kemajuan iptek seperti jam matahari pertama dan alat pengukur hujan pertama dari ilmuwan yang selalu beliau dukung yaitu Jang Yeong Sil.

source: google.com
Lalu diantara banyak kekaguman tersebut apa yang membuat saya berduka? Korea sebagai bangsa yang besar, meski telah menjadi negara maju dengan segala kelebihannya disetiap sektor, dalam dunia perfilm-an mereka tak lupa menyajikan sejarah bangsanya dengan sangat detil dan rinci, sesuai aslinya. Saya hanya membayangkan, seandainya Indonesia yang notabene penduduknya muslim, para praktisi perfilm-an yang sebagian orang islam membuat sejarah Indonesia dalam serial TV nya dengan sedetil itu. Atau yang lebih saya harapkan adalah membuat serial TV yang menceritakan tokoh besar islam, para pemimpin, jenderal besar, atau para ilmuwan. Mulai dari Ibnu Sina, atau lebih dikenal barat sebagai Avicena, Al Khawarizmi, sang ahli matematika, jenderal besar dan juga pemimpin ksatria Salahuddin Al Ayyubi, atau yang lain, bukankah sangat banyak sekali yang bisa di ceritakan?

Andai Diberikan serial TV seperti ini, tak ada lagi galau mikir kuota internet buat download serial Korea yang lebih seru dibanding nonton sinetron Indonesia. Tak ada lagi miris melihat dan mendengar balita nyanyi lagu cinta dari sinetron remaja yang ditayangkan saat anak harus belajar. Dan tak ada lagi kebingungan mencari sosok teladan buat anak-anak agar menjadi sosok yang kita mau, bukan sosok sinetron. Ah andai saja rumah produksi beserta pemilik dan kru nya mau sedikit saja seperti itu mungkin bangga diri ini akan serial TV dalam negeri. Maafkan jika sampai saat ini saya lebih memilih berburu drama Korea dibanding nonton sinetron TV. Wallahu'alam

diolah dari berbagai sumber

1 comment:

  1. hallo kak, keren banget tulisannya. btw apa yang ditulis kakak persis kaya yang aku fikirkan, aku suka nonton drama saeguk dan sering memikirkan seandainya saja diInidonesia dibuat juga film sejarah seperti ini, yang tidak membosankan, yang detile, pasti banyak peminatnya, bukan hanya sebagi hiburan tapi juga sebagai edukasi sejarah

    ReplyDelete