"seseorang tidak akan pernah benar-benar merasakan apa itu kecewa hingga dia dihianati"
Kalimat itu tidak sepenuhnya salah, karena memang benar, dia yang pernah dihianati akan tahu benar berartinya sebuah amanah dan kepercayaan. Penghianatan macam apa yang dimaksudkan? Bisa bermacam-macam, pengkhianatan akan kesetiaan hati, kepercayaan dalam pekerjaan, amanah dalam jabatan maupun yang lainnya.
Menjadi orang baik tidak akan cukup, tapi menjadi orang yang jujur dan amanah adalah sulit untuk dilakukan, apalagi di jaman yang seperti sekarang ini. Begitu banyak orang baik ratusan tahun silam di lingkungan kaum Quraisy, namun lihatlah siapa yang dipilih Allah sebagai rasulNya? Dia adalah Muhammad SAW, seorang lelaki yang terkenal jujur dan amanah sejak dia anak-anak, hingga kaum Quraisy sendiri yang memberi julukan Al Amin padanya. Bagitu pula dalam diri seseorang, jika sifat jujur dan amanah sudah ada dalam dirinya maka tak ada yang perlu ditakutkan oleh orang lain yang ingin berhubungan dengannya, apakah itu sebuah silaturahmi kekeluargaan, pekerjaan, jabatan, maupun yang lainnya.
Jika kita sendiri sudah berusaha menjadi orang dengan karakter tersebut kemudian ternyata kita yang menjadi korban penghianatan, apa yang harus kita lakukan?
"Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu"
Ya, Allah hanya memerintahkan itu kepada kita apapun masalah yang kita hadapi. Terus bersabar dalam setiap ujian dan sholat sebagai cara menyelesaikan, selebihnya kita pasrahkan kepada Allah. Pasrah bukan berarti diam dan tidak melakukan apapun. Pasrah adalah tawakkal yang sejak awal telah memahami bahwa Allah pasti memberi jawaban disetiap doa dan memberi kemudahan disetiap kesulitan (Q.S. Al Insyirah). Pasrah dengan memperjuangkan setiap detik untuk usaha dan doa agar ujian itu selesei, tentunya seperti yang kita harapkan.
Maksudnya bagaimana. Contohnya begini, dalam sebuah kerja tim kita sudah memberikan sebuah kepercayaan bagian pekerjaan pada tiap anggota tim, namun karena suatu hal salah satu dari mereka tidak mampu menyelesaikan bagian pekerjaannya hingga di injured time. Lalu apakah kita akan marah dan menuding dia tidak amanah? Jangan lakukan itu. Teruslah berdoa untuk kebaikan tim dan terus berusaha membantunya menyelesaikan tugasnya, jika kita tak mampu membantu maka bantulah mencari solusi agar tugasnya segera selesai. Dan tentu kita harus senantiasa berprasangka baik kepada Allah bahwa Dia akan membantu memudahkan segala urusan kita. Namun bagaimana jika hingga waktu habis ternyata amanah yang kita berikan tidak dapat ditunaikan dengan baik? Disinilah "tangan" Allah akan bekerja. Allah pasti memberi jawaban disetiap doa diwaktu yang tepat. Jika memang jawaban itu tidak sesuai dengan harapan kita, yakinlah bahwa jawaban dan rencana Allah pasti jauh lebih baik dari apa yang kita harapkan.
"Sulit dunk mbak? " pasti! Saya tahu betul bagaimana beratnya hal tersebut. Bersabar dan tetap bersyukur dalam masalah, berusaha menyelesaikan dan tetap berprasangka baik pada semua dan tetap berdoa sambil terus memasrahkan akhir dari semua padaNya itu adalah hal yang sangat berat. Namun jawaban yang diberikan olehNya lebih sempurna dibanding harapan saya, bahkan hampir tidak terbersit dalam otak saya akan seperti itu. Itulah kebaikan Allah, maka jangan pernah berhenti berbaik sangka padaNya, karena Allah sesuai dengan prasangka hambaNya.
Seseorang yang mampu menjadi jujur dan amanah, dalam hal apapun, dia tidak akan sanggup mengorbankan dan mendholimi orang lain demi kepentingan dan egonya. Dia mencintai orang lain sama seperti dia mencintai dirinya sehingga dia takkan melakukan apa yang dia tak ingin orang lain melakukan itu padanya. Siapapun orang yang mau belajar menjadi jujur dan amanah dalam hatinya pelan tapi pasti akan berusaha meluruskan dirinya pada aturan-aturan yang ia pahami benar. Namun jika untuk menjaga amanah yang diberikan padanya saja ia lalai, maka jangan heran jika ia tak sanggup berada dalam lurusnya aturan dalam waktu yang lama. Aturan adalah ketaatan, dan untuk menjadi taat dibutuhkan kepercayaan bahwa yang mengaturnya menginginkan kebaikan atas dirinya dan untuk menjadi taat dia perlu menjadi orang yang amanah. Sekali dia mencoba berhianat itu akan menjadi candu baginya dan mungkin akan menjadi trauma bagi yang memberi amanah.
Oleh karena itu, apapun saat ini yang menjadi amanah dalam diri kita, hati, kesetiaan, kepercayaan, nikmat Allah, jabatan dalam pekerjaan, titipan harta, titipan anak, apapun itu mari kita jaga jangan sampai kita menghianati yang telah memberi kepercayaan itu. Jika kita telah terlanjur "melenceng" segera memperbaiki dan memohon maaf kepada yang telah kita dholimi agar segera lurus hati kita. Jangan pernah mengulangi dalam bentuk apapun agar tidak menjadi candu yang mematikan. Pun bagi yang telah didholimi, hijrahkan hati dengan memaafkan, pasrahkan segalanya kepada Tuhan karena memang hati dan sifat manusia lain diluar kuasa kita. Teruslah berusaha menjadi yang amanah dan jujur karena secara tak langsung kita akan menjadi sebuah lentera atau bahkan keajaiban bagi orang lain yang mengenal kita dengan kejujuran dan keamanahan diri kita . Wallau'alam
No comments:
Post a Comment