Friday, April 4, 2014

The Amazing Husband

1.15 pagi dan aku belum bisa tidur. Ku pasang headset, pertama kali sejak menikah aku gunakan headset ini, semata-mata tidak ingin mengganggu kepulasan tidur suami. Teduh saat melihatnya lelap dalam dengkurannya yang kadang membuatku tidak bisa tidur. Ingin menangis tiap kali terdengar dengkurannya, betapa lelah dirinya bekerja seharian ini. Ditambah acara mingguan, pulang kerja lebih cepat dari biasanya kemudian langsung mandi, ganti baju dan berangkat lagi untuk menimba ilmu agama di daerah gunung petukangan, Giri.

foto : koleksi pribadi

Sejak resign, otomatis konsentrasiku sebagai ibu rumah tangga bisa total, dan sejak saat itu aku bisa merasakan kelelahan yang sangat pada suamiku yang sudah bekerja diluar seharian, dan sejak itu pula aku tak lagi meminta bantuannya mencuci piring, pekerjaan yang selalu ia lakukan saat aku masih bekerja diluar, sedikitpun aku tak boleh mencuci piring waktu itu. Bahkan untuk mencuci baju suamiku selalu memaksa untuk melaundri sekalian dengan setrikanya, gak boleh capek, begitu selalu katanya.

Hampir 2 tahun usia pernikahan kami, dan Allah belum mengizinkan kami mendidik seorang anak, tak pernah ia mengeluhkan masalah itu, bahkan tersenyum saat beberapa bulan lalu aku menangis sejadi-jadinya saat kehilangan 'segumpal darah' , belum saatnya, begitu katanya sambil memelukku yang masih terus menangis sesenggukan. Tak pernah ia marah karena kesibukanku membaca, berinternet, atau yang lain. Ia hanya akan marah jika aku lalai mengunci pintu saat ia tak di rumah, atau saat aku gunakan baju yang sedikit tak longgar saat keluar rumah. Selebihnya ia akan marah jika aku mulai mengeluh pusing saat terlalu lama merajut atau sibuk dengan kain flanelku, jika sampai ia marah karena hal sepele maka dapat dipastikan aku sudah ngeyel pada pendapatnya. Terkadang memang aku mash mendebatnya untuk hal-hal sepele hehe

Diluar sifat keras dan tegasnya, saat ia memelukku selalu ia katakan betapa ia bahagia mempunyai aku dan ia selalu berdoa aku adalah istri yang diberkahi dan dirahmati Allah, surga untukku. Istri mana yang tak bahagia diperlakukan seperti itu, maka tak heran jika kemudian aku menangis saat melihatnya sakit atau kecapekan. Ingin rasanya mendapat bagian sakit atau capek itu. Namun suamiku hanya akan minta sedikit cubitan dipunggung kemudian terlelap setelah capek menggodaku. Semoga Allah senantiasa memberkahimu suamiku, dan semoga kelak kita dikumpulkan kembali di surgaNya, aamiin..

No comments:

Post a Comment