Wednesday, December 31, 2014

Catatan Akhir Tahun

Assalamualaikum...
Annyeong...
Hari terakhir ditahun 2014. Bagi saya, tahun baru tidak akan melulu mengharuskan diri saya mendeklarasikan resolusi untuk tahun depan, namun bukan berarti saya tidak punya keinginan dan mimpi yang ingin saya raih. Namun bagi saya, evaluasi menyeluruh dan introspeksi diri adalah hal pertama dan utama yang harus dilakukan seseorang sebelum dia melangkah lebih jauh dalam hidupnya. Karena jika terlalu fokus pada proses "offense"  maka bisa jadi kita lupa untuk "defense".

2014 menuliskan banyak cerita tentang hati, kehidupan keluarga, karir dan hal-hal tak terduga yang tak pernah terbersit dalam fikiran saya. Maka koreksi dan evaluasi tentang semua itu menjadi hal penting pertama yang harus dilakukan agar di tahun mendatang tak ada lagi hal seperti itu terjadi. Mencari penyebab bukan untuk menyalahkan atau mengorek luka lama, namun lebih pada "portofolio diri"  sebagai cerminan agar berhati-hati di masa depan. Menyimpan bagaimana cara menyelesaikan masalah sebagai pelajaran dan tabungan hidup agar mampu menjadi teladan bagi diri dan orang lain. Dan yang paling penting adalah menelan hikmah kebijakan dari setiap riak dalam setahun ini, dengan harapan tak ada lagi kesalahan yang sama akan terjadi di tahun depan. Karena sebijak-bijaknya manusia adalah yang melakukan kesalahan, mengambil hikmah di dalamnya dan tidak melakukan kesalahan yang sama.

Dan akan hal-hal baik yang terjadi tentu menjadi dasar syukur akan kebaikan Rabb yang maha kuasa, yang penyayang dan pemurah memberi sedikit nikmat dari luasnya kekuasaanNya. Dan menjadikannya pelecut diri agar mampu melakukan yang lebih baik. Tidak berhenti sampai disitu, di titik inilah sebenarnya seseorang memantapkan target dan resolusi dirinya untuk tahun depan, apa yang ingin dia capai dan bagaimana itu bisa terjadi akan terkonsep dengan baik setelah dia "bercermin"  pada dirinya di tahun lalu.

Mengenal diri sendiri dan kemampuan diri adalah hal berikutnya yang harus dilakukan. Dari "penampakan cermin"  masa lalu kita dapat terlihat nyata seperti apa diri kita, jika kita mampu bersikap obyektif dan sportif melihat dan menilai diri kita sendiri tentu kita akan beruntung karena bisa menentukan batasan bawah dan batasan atas dari kemampuan kita. Dari poin inilah saya memandang seseorang mampu menetapkan target dan resolusi dirinya. Takkan menjadi impian muluk pun takkan mejadi pribadi merugi karena rendahnya impiannya dibanding kemampuannya.

Lantas sektor apa saja yang harusnya kita evaluasi dan kita tetapkan target nya? Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya, setiap orang baik perempuan maupun lelaki mempunyai 3 sektor penting dalam hidupnya, yaitu sektor langit atau hubungan vertikal dia dengan Tuhannya; sektor domestik yang mengatur hubungan horizontal dia dengan manusia lain dalam batasan keluarga; dan sektor sosial yang menjaga hubungan dia dengan sesama manusia dalam lingkungan masyarakat dia tinggal, berinteraksi dengan rekan di sosial media, dan berhubungan dengan masyarakat lain yang mungkin terjadi saat kita di jalan, belanja di pasar atau di tempat lain.

Pertama kita lakukan evaluasi tentang pasang surut keimanan kita, malasnya kita, suka menundanya kita melakukan amalan harian dan kebaikan serta mengoreksi benar sifat-sifat dalam diri kita, mana yang harus ditingkatkan dan mana yang harus dikontrol, disinilah kita akan mampu menentukan target keimanan kita. Bukan untuk konsumsi publik namun agar kita mampu menjadi seperti jam dinding, dilihat orang atau tidak dia akan terus melakukan kewajibannya.


Kemudian tentang keluarga, lihatlah kembali pasangan kita (suami/istri) dan anak-anak bagi yang telah memilikinya. Adakah kita pernah menyakiti dan mendholiminya selama setahun ini? Apakah hak-haknya telah kita tunaikan dengan benar? Apakah kewajiban kita terhadapnya telah tertunaikan dengan baik? Apakah kasih sayang dan perhatian telah kita curahkan dengan tulus pada mereka? Apakah kita telah dengan sengaja meluangkan waktu untuk menemani, mendengarkan cerita dan keluhnya serta berbagi tawa bersama disuatu waktu? Lihatlah satu persatu wajah mereka, cium keningnya saat dia tidur, mungkin kita akan menangis menyadari betapa banyak kekurangan kita untuk mereka. Saat kita mampu meyadari ini maka tekadkan ditahun depan takkan terjadi hal buruk seperti itu terjadi lagi. Tanamkan sebuah azzam (tekad kuat) untuk mewujudkannya, bukan sekedar angan-angan atau ingin saja. Dari keinginan itulah nantinya kita mampu membuat resolusi hebat untuk diri sendiri dan mereka. Resolusi karir hebat demi mereka, resolusi kemapanan finansial demi mereka, resolusi perjalanan (religi maupun liburan) untuk mereka, resolusi menata manajemen hati dan waktu demi berharganya bersama mereka ataupun resolusi yang lainnya.

Dan hal terakhir namun juga tak kalah penting adalah evaluasi tentang peran kita di masyarakat. Adakah kita telah bersosialisasi dengan baik pada lingkungan sekitar, baik rumah, kantor, komunitas, bersosial media maupun yang lain? Karena terkadang sifat-sifat buruk kita muncul di tempat-tempat seperti ini (ex: sifat egois, temperamental, suka menyakiti orang lain,  tidak bisa bekerjasama, dll). Dan dengan evaluasi seperti ini bukan hanya membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik namun juga menjaga hubungan baik kita dengan orang lain agar tak lagi ada dosa tak perlu yang tercipta antara kita dan mereka.

"Kita hanya perlu sedikit berjuang lebih agar menjadi lebih baik dan melakukan hal baik untuk mencapai kebaikan, maka melangkahlah tanpa keraguan, kekhawatiran dan ketakutan, karena itu hanya butuh sedikit saja dari dirimu, SEDIKIT SAJA"

Karena evaluasi bukan sebuah perayaan, maka bisa dilakukan kapan saja. Namun alangkah bijaknya jika kita menentukan waktu evaluasi bagi diri kita sendiri, apakah evaluasi harian, mingguan, bulanan, triwulan, caturwulan, semester atau tahunan. Saya pribadi memilih dipergantian tahun masehi karena bertepatan dengan hari bersejarah dalam hidups saya dan lebih  memudahkan penentuan dalam kalender. Jika kawan-kawan menetapkan tiap tahun baru Hijriah ataupun tahun baru masehi ataupun setelah lebaran, tidak ada salahnya, karena momentum evaluasi adalah momentum pribadi maka carilah waktu yang nyaman bagi diri. 

Salam Perubahan

No comments:

Post a Comment