Tuesday, June 9, 2015

9 Days Road to Ramadhan

Assalamualaikum...
Annyeong...
Alhamdulillah sepertinya bulan Ramadhan semakin dekat, rasanya semakin bahagia hati ini karena pasti akan ada banyak kebaikan tertanam dan  ada banyak keburukan terpendam. Banyak orang mengatakan bahwa Ramadhan adalah "dojo", bulan latihan bagi kita dalam fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) dan saya sangat setuju akan hal ini. Jika kemudian ada banyak tradisi kirim broadcast message dan status untuk memohon maaf sebenarnya saya pribadi tidak mempermasalahkan ataupun mendukungnya. Kalaupun kita menjumpainya berbaik sangka saja semoga itu bukan hanya sebuah tradisi dan pemanis mulut melalui media sosial, namun memang itu murni dari hati untuk mempersiapkan diri menghadapi bulan suci. Bisa dikatakan "hilang satu beban karena kekhilafan atau kedholiman kita pada sesama, sehingga kita bisa fokus beribadah kepadaNya di bulan puasa".  Yes,  saya ingin berfikir begitu.

Dalam 11 bulan sebelumnya, terutama dibulan Sya'ban Rasulullah SAW banyak berpuasa, hal ini memang bertujuan untuk melatih diri agar tidak berat melakukan ibadah puasa saat bulan Ramadhan. Karena memang puasa di bulan Ramadhan adalah wajib, maka bukan hal yang mengada-ada jika Rasulullah memberi teladan membiasakan diri berpuasa selama Sya'ban sebagai "bulan latihan", meski memang sebenarnya beliau sering berpuasa senin -  kamis atau ketika ayyamul bidh (tanggal 13 -  15 setiap bulan ditahun Hijriah).

Sementara untuk ibadah, ketaatan akan menjalankan perintah dan ketaatan menjauhi larangan, bersabar, istiqomah dalam kebaikan dan iman, dsb tentunya Ramadhan memang benar-benar "dojo", waktu yang sangat tepat untuk melatih menekan segala hawa nafsu terhadap dunia dan menguatkan iman dan keistiqomah dalam kesabaran dan keimanan. Karena memang sejatinya hidup dan taat kita bukan hanya untuk satu bulan. Berlomba-lombanya kita dalam kebaikan tidak hanya dalam 1 bulan kemudian di bulan berikutnya kita "kumat". Astagfirullah, naudzubillah... semoga Allah menjaga hati kita dalam ketetapan iman.

Masih kuat teringat apa yang disampaikan saat Ramadhan tahun lalu di masjid Sayyid Abdurrahman, "banyak orang-orang berlomba-lomba mengejar malam lailatul qadar di bulan Ramadhan, tapi lupa selama 11 bulan sebelumnya dia telah melakukan apa saja, lupa bercermin pantaskah dirinya memperoleh keberkahan malam lailatul qadar". Mak jleb rasanya. Langsung deh terbayang dosa-dosa sepele mulai mengulur waktu sholat sampai dosa yang bisa membuat fatal kita, menyakiti dan mendholimi orang lain. Benar Allah Maha Pengampun segala dosa kecuali menyekutukannya, namun bagaimana dengan kesalahan kita pada sesama?  Jika tanpa sengaja kita melukai hatinya karena status kita di sosial media, dengan ucapan kita di kolom komentar sampai hal yang paling sangat kita hindari, berselisih dan saling memusuhi dengan sesama, astagfirullah...


11 bulan yang lalu sebelum Ramadhan sudahkah kita benar-benar mentaatiNya dan menjauhi laranganNya? 
11 bulan lalu sudahkah kita istiqomah dalam kebaikan  dan kesabaran? 
11 bulan lalu adakah kita bersilaturahmi dan menyedekahkan rejeki kita di jalan kebaikan? 
11 bulan lalu adakah dosa kita pada Allah yang telah kita tebus dan kita memohon ampun kepadaNya? 
11 bulan lalu adakah orang lain yang tersakiti karena ucapan maupun perbuatan kita? 
11 bulan lalu adakah penyakit hati yang menyusup dalam hati kita? iri, dengki, berburuk sangka dan bahkan memfitnah orang lain? 
11 bulan lalu adakah kita cukup bersyukur dan tidak mengeluh akan apa yang diberi Allah?
11 bulan lalu, ya 11 bulan lalu, akankah kita mampu mengemis memohon keberkahan malam lailatul qadar setelah kita melihat semua yang kita lakukan 11 bulan lalu.

Allahulmusta'an, semoga Allah mengampuni semua dosa kita dan memudahkan  kita menyampaikan maaf pada sesama. Wallahu'alam

Rasulullah SAW bersabda : "tahukah kamu siapa orang yang muflis? (orang yang bangkrut). Sahabat menjawab : "menurut kami orang yang muflis adalah orang yang tidak punya dinar (uang)  dan tidak punya harta benda". Rasulullah bersabda : sesungguhnya orang yang muflis datang pada hari kiamat dengan membawa sholat, zakat dan puasa. Dia datang pernah mencaci orang ini, menuduh (hal tidak benar) pada orang ini, memakan (dengan jalan tidak benar)  harta orang ini, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang ini. Maka kepada orang tempat bersalah itu diberikan amal baiknya, dan kepada orang ini diberikan pula amal baiknya. Apabila amal baiknya habis sebelum hutangnya lunas, maka diambil kesalahan orang itu dan dilemparkan kepadanya dan kemudian dia dilemparkan ke neraka" (HR. Muslim) 
Naudzubillah.... 

No comments:

Post a Comment