Thursday, December 31, 2015

Kata di Akhir Cerita

Assalamualaikum...
Annyeong...
Penghujung tahun 2015.
Sepertinya sudah lama sekali lupa dengan blog saya ini. Hihihi...maafkan bahkan belum sempat meneruskan beberapa review yang sempat terlewat. Di hari terakhir 2015 ini izinkan saya sedikit curhat ya kawans. Mungkin tidak terlalu penting, tapi perlulah ditumpahkan agar tidak menjadi bisul yang nantinya akan sakit jika meletus :D

Telah lewat setahun lebih dimana masa kritis itu berlalu, masih sedikit terjal jalan dalam hidup itu sudah biasa. Namun yang begitu saya sadari bahwa:

"Banyak diluar sana yang mungkin sedang dalam masalah, sedih, kecewa dan cemas. Tapi mungkin tidak semua dari mereka mengeluh pada orang lain, mungkin mereka tidak menunjukkannya pada dunia, mungkin mereka tidak menuangkan perasaan mereka di sosial media, atau mungkin mereka bahkan tidak menangis. Bisa saja mereka hanya hampir menangis, hampir gila, hampir putus asa dan hanya menceritakan pada orang terdekatnya saja, orangtua atau pasangan mereka.

Dan banyak juga diluar sana yang mungkin sedang tertawa, bergembira dan dipenuhi kebahagiaan. Tapi mungkin tidak semua dari mereka mengumkannya pada dunia, tidak semua mengeksposnya di sosial media atau bahkan mereka hanya tersenyum dalam bahagianya. Bisa saja mereka mementingkan syukur atas kebahagiaannya dan berusaha memenuhi 'amunisi' nya sebelum mantap melangkah ke bab berikutnya.

Diamnya seseorang bukan berarti dalam hidupnya tidak ada cerita. Setiap orang memiliki perjalanan di dunia ini dengan ceritanya masing-masing. Ada suka ada duka, ada sedih ada tawa, ada cinta ada benci, karena semua itu adalah satu paket yang dinamakan HIDUP."

Dalam kepingan kalimat yang ada dalam novel Sang Pemimpi, mozaik 5 halaman 65, "seperti kata Leo Tolstoy : Tuhan tahu, tapi Tuhan menunggu" adalah satu diantara banyak harapan bagi para manusia yang mengaku hidup. Karena hidup artinya berjuang. Berjuang untuk dirinya, hidupnya, cintanya, jodohnya, keluarganya, atau bahkan kesuksesannya. Dalam setahun perjalanan seorang manusia sudah pasti dia akan menangis akan apa yang ia nanti namun tak kunjung datang, menangis karena kecewa atas hasil yang telah ia usahakan, dan mungkin putus asa atas usaha yang tak kunjung menghasilkan. Tapi percayalah, Allah menetapkan qada' atas hambaNYA dengan apa yang terbaik. Bukan hanya butuh bekal doa dan usaha saja, tapi keyakinan pada diri manusia bahwa Tuhannya akan menolongnya, adalah kunci utama manusia itu akan terebas dari kesedihannya.

Awal 2016, semoga setiap dari kita akan mendapatkan kebahagiaan kita. Meski kadang hambatan dan kesedihan melanda, yakinlah bahwa semua kan berakhir dan kesedihan itu akan berganti dengan senyuman.

Berbahagialah. Karena bahagia adalah caramu mensyukuri atas apa yang Allah berikan, namun menangislah jika memang itu membuatmu lega. Namun selepas kau usap airmata itu, bangkitlah dan siapkan mantapnya langkahmu menjemput bahagiamu.


Mojokerto, 31 Desember 2015, 13:58

No comments:

Post a Comment